Mar 15, 2010

Yuk Menulis !

Welcome to Dunia Tulisan

Banyak sesuatu telah dan akan terjadi di sekitar kita. Dari hal yang paling kecil dan sederhana sampai yang paling rumit dan njelimet yang membuat dahi selalu mengkerut. Dari hal yang berkaitan dengan bangun tidur sampai hal kenegaraan dan impian yang tidak karuan. Semua ini sebenarnya adalah modal utama bagi kita. Lalu kenapa kita membiarkan semuanya berlalu tanpa jejak dan tanpa direkam agar bisa memberi manfaat bagi kita semua?! Kenapa kita tidak menuliskannya?!

Menulis adalah salah satu usaha untuk merekam kehidupan. Tidak usah membayangkan bahwa pekerjaan menulis adalah punya para penulis handal. Pekerjaan menulis adalah milik siapa saja termasuk kita yang sama sekali tidak pernah dikenal publik. Bukankah kita biasa membaca setiap hari, tapi kenapa tidak dituangkan semua input pikiran kita tadi menjadi output yang bermanfaat, yaitu tulisan?! Jangan biarkan otak hanya menerima pemasukan tapi tanpa pengeluaran.

Mungkin berbagai alasan sering terdengar –atau bahkan kita sendiri yang mengatakannya- mengapa seseorang tidak mau menulis. Alasan tidak tahu mau menulis apa, hasil menulis saya jelek, sampai persepsi bahwa menulis adalah bakat, semua itu adalah alasan yang dibuat-buat.

Sebenarnya, yang paling penting adalah punya niat dan kemauan yang kuat untuk menulis. Tidak ada yang tidak bisa dikerjakan kecuali karena memang seseorang lebih suka bermalas-malas. Ingatkah cerita bahwa banyak dari ulama dan ilmuan meninggal sedang dalam keadaan menulis?! Mereka semua tidak kenal berbagai alasan tadi. Jadi, mencoba, berusaha dan berlatih adalah kunci untuk bisa menulis.

Mengapa Menulis?

Publish or perish (publikasikan atau minggirlah). Sebuah pameo yang sangat popular di berbagai universitas Paman Sam yang mengilustrasikan bahwa seorang pelajar seharusnya akrab dengan dunia tulis-menulis.

Menulis sebenarnya adalah cara kita mengungkapkan rasa, emosi dan pikiran terhadap suatu hal. Tanpa menuliskannya berarti membiarkan diri kita hilang tanpa jejak. Mengutip sabda Nabi “ikatlah bacaanmu dengan tulisan!!” adalah juga merupakan sebuah isyarat bahwa untuk membuat diri kita tetap hidup, kita harus menulis. Kata Pramoedya, “bila umurmu tak sepanjang umur dunia, maka sambunglah dengan tulisan.”

Disamping sebagai cara mengungkapkan emosi dan pikiran, aktifitas menulis adalah cara memperjuangkan idealisme, mencari materi finansial, popularitas atau gabungan dari semuanya disamping berbagai manfaat lainnya.

Apa yang harus ditulis?

Pertanyaan mendasar yang seringkali ditanyakan oleh para pemula adalah apa yang seharusnya ditulis. Sebagian besar pemula biasanya akan terbentur dalam pencarian ide ataupun tema yang akan digarapnya. Namun seperti diungkapkan di awal tulisan, banyak sesuatu yang ada di sekitar kita dan itu adalah modal untuk sebuah tulisan. Kita sedang bingung mau menulis apa, kenapa kebingungan tersebut tidak dicurahkan saja ke dalam tulisan populer?! Atau dompet kita sedang tipis, kenapa tidak diceritakan bagaimana rasanya tidak punya uang melalui sebuah cerpen? Atau sedang dilanda asmara, bukankah lebih romantis kalau dituang ke dalam puisi? Atau kita punya ide dan pandangan tentang suatu masalah yang lain di sekitar kita, kenapa tidak diurai saja pikiran kita dalam rangkaian huruf-huruf yang bisa dibaca orang lain??

Namun, merujuk nasehat para senior, sebaiknya kita menulis hal yang menjadi kesenangan atau memang sudah menjadi bidang garapan demi kualitas karya. Hal ini tentu karena seseorang sudah tau sedikit banyak tentang point-point masalah yang digelutinya. Seorang sastrawan tentu akan lebih bagus ketika menulis karya sastra dari pada tentang fisika. Maka, sebaiknya kita tidak menulis apa yang tidak atau belum kita ketahui terlalu banyak, kecuali kalau memang mau bekerja ekstra.

Siapa yang akan membaca?

Tentu siapa saja dari berbagai kalangan asalkan dia bisa membaca. Tua-muda, orang awam, ilmuan, semua adalah pangsa yang bisa dibidik bagi sebuah tulisan. Jika kita punya setumpuk puisi, share saja ke teman-teman atau komunitas kita. Biarkan mereka menilai serta berkomentar atas karya kita tersebut. Tidak usah malu untuk menunjukkan apa yang kita bisa –biar sejelek apapun karya tersebut- karena dari proses sharing ini nantinya kita akan tahu kelebihan dan kekurangan dari suatu karya yang dihasilkan. Tidak masuk akal kan kalau kita punya banyak karya tapi hanya tersimpan di rak untuk diri kita sendiri? Hehehe… mending tidak usah ditulis.

Tapi kita juga harus memperhatikan kualitas tulisan kalau ingin menuai banyak pembaca. Dan itu bisa diraih dengan berlatih. Kita juga harus bisa menentukan gaya bahasa serta genre tulisan sesuai target yang akan kita bidik. Tidak mungkin menulis cerita anak-anak dengan gaya bahasa filosof yang muter-muter bukan?? Atau target kita adalah pelajar agama tapi yang ditulis tentang resep masakan. Lah… !!

Kapan dan dimana?

Menulis sebenarnya tidak terikat ruang dan waktu. Kita bisa menulis kapan dan dimana-pun saat punya hasrat untuk menulis. Tidak usah menunggu setahun lagi kalau sudah punya laptop. Mulailah menulis sekarang selagi bisa. Saat sarapan di kantin kita bisa mencoret-coretkan perasaan kita di atas kertas sambil menyeruput kopi hangat. Saat menonton film di kamar, kita bisa catat apa yang ada dalam film tersebut. Atau bisa juga saat membaca tulisan ini langsung mengambil pena dan kertas untuk mengomentarinya. Hasil coret mencoret tadi memang biasanya masih berupa bahan mentah atau setengah jadi untuk kita kembangkan lagi setelahnya.

Dalam proses pengembangan material yang sudah ada, kita dituntut untuk bisa meluangkan waktu khusus menulis. Jangan kita lewatkan sehari-pun tanpa menulis. Dalam beberapa buku tutorial menulis, disebutkan bahwa para penulis biasanya mempunyai waktu khusus yaitu saat tengah malam setelah tidur karena saat itu pikiran sedang segar yang membantu konsentrasi menulis. Tapi, sebenarnya kapan waktu yang baik adalah tergantung keadaan kita sendiri untuk menyesuaikannya dengan kesibukan yang ada. Yang pasti dalam sehari kita harus punya waktu khusus untuk mengasah bakat menulis tersebut. So, writing is wherever, whenever !!

Bagaimana?

Untuk menjawab pertanyaan yang satu ini kita tidak akan meringkas dalam beberapa paragraf seperti beberapa pertanyaan sebelumnya. Karena How adalah menunjukkan proses serta cara yang pastinya meliputi banyak hal dalam satu tema. Bagaimana tulisan yang baik, bagaimana bentuk tulisan ilmiah, bagaimana menulis fiksi, bagaimana ejaan sesuai EYD, bagaimana agar bisa menembus penerbit dan bagaimana seterusnya, merupakan berbagai pertanyaan yang melingkupi pertanyaan How yang tidak mungkin dibahas sambil lalu dan itu butuh tempat khusus.

Nah, karenanya, untuk How nanti kita lanjutkan di lain kesempatan dan mulailah menulis sekarang juga karena cara pasti untuk bisa menjadi penulis adalah MENULIS !!

No comments:

Post a Comment

Other Articles