Feb 26, 2010

Membuat Marque Teks

apakah kamu lihat teks bergerak atau berjalan di bagian kanan bawah pada blog ini? atau contoh teks yang bergerak di bawah ini?
nah itulah yang disebut marque, yaitu sebuah efek yang menampilkan teks agar bisa bergerak.

(ini adalah contoh dari efek marquee Academics Blogs)

berikut ini skript untuk membuat marque atau teks berjalan. copy paste kode tersebut dan terserah mau diletakkan dimana di blog kamu:

<marquee align="center" direction="up" height="200" scrollamount= "2"
onmouseover='this.stop()' onmouseout='this.start()' width="100%">

(teks atau kode tulis di sini)

</marquee>


* keterangan:
lef, up, down, right: arah gerak teks. height:"200" = tinggi tampilan marque dan scrollamount="2" = kecepatan gerak teks dengan angka 1 sebagai nilai paling cepat.

Feb 25, 2010

Khayalku Bisu II


Setulusnya aku, akan terus menunggu
Memanti sebuah jawaban tuk memilikimu…


Dingin hari ini semakin menyeruak. Matahari yang terang tak mampu menghangatkan tubuh-tubuh yang menggigil beku. Bahkan dengan balutan jaket tebal yang kubeli dari pasar jum'at pun masih tak kuasa menahan hawa beku yang tanpa ampun menusuk-nusuk tulang sumsumku. Aku sudah tak konsen dengan pelajaran yang disampaikan ustadz. Serasa aku ingin keluar saja dari kelas, tapi masih kutahan.

Sementara ustadz bersemangat denagn ceramahnya, kukeluarkan HP yang ada disakuku. Kupencet-pencet keypad mencari nama. Beberapa detik kemudian suara musik terdengar nyaring lalu secepat kilat ku tekan end call. Si Boy yang duduk di belakangmu tampak kaget dan langsung melihat kearahku dengan muka kesal. Akupun hanya nyengir menyunggingkan senyum puas. hehehe…. sejenak, kamu yang juga tampak kaget ikut memandang kepadaku. Saat aku tau itu, kuisyaratkan padamu dengan telunjukku bahwa berikutnya mungkin kamu hingga lngsung saja kamu silent nokia birumu itu.

"mau saja dicandain…"pikirku.

Mungkin dalam hatimu kamu mengataiku sebagai orang Bengal.." tapi tak apalah usil sedikit. kalau nggak gitu kan nggak asyik. haha...

Tampak ustadz yang terpaksa menghentikan bicaranya itu sedikit terbengong heran. Tapi sebelum ia melanjutkannya, aku yang sedari tadi sudah menahan capek tak ingin kesempatan itu menjadi sia-sia. Aku spontan saja minta izin untuk keluar. dengan langkah seolah terburu-buru aku berjalan memutar dari belakang lalu lewat disampingmu sambil kuberikan sobekan kertas kecil.

"tolong bukuku dibawa ya…"

Kemudian kubuka pintu dan dari luar dengan pelan kukembalikan ia seperti semula. Bebaaaaas… itulah ungkapan yang kurasakan. Wuuhh…. Mungkin kamu heran dengan sifatku ini. Bolos kok bangga ?! tapi masak kamu nggak tau aku sih….?! sudah setahun lebih kita disini bersama, seharusnya kamu sudah tau hal itu. Tapi entahlah, kamu memang sulit aku mengerti…. Atau aku yang memang sulit kamu mengerti. Bagimu aku seakan orang yang baru kamu kenal kemarin sore. Ya walaupun kita tak jarang juga saling tanya. bicara tentang kuliah, pelajaran, bahkan sampai tentang diri kita terutama sifat malasku karena sering bolos atau kabur ditengah pelajaran. Kadang kamu juga bilang padaku mencoba menasehatiku supaya jangan sering ngelakuin hal bodoh itu. Kamu bilang nanti aku bisa rosib, gagal atau mukafaahku dipotong. Kalau sudah gitu bisa mampus riwayatku, bilangmu diiringi senyum tipis saat itu.

Sebenarnya aku juga nggak pengen bolos atau kabur seperti itu. Apalagi jaminannya mukafaah ; nggak kebayang bagaimana jadinya jika dua bulan harus selalu gali lubang atau hanya bisa menelan ludah, oughh.. naudzu billah. Aku juga telah berusaha supaya bisa nglakuin seperti apa yang kamu bilang itu. Tapi bagaimana ya jelasinnya…. yang pasti aku nggak bisa diam bertahan dalam kelas yang bagai penjara itu. Lagi pula aku punya prinsip bahwa ilmu tak hanya dikelas; tapi dimana saja. Aku yakin kamu juga berprinsip sepertiku. Coba bayangkan, kita dalam kelas hanya duduk dan diam layaknya robot. sedang ustadz, lihatlah mereka banyak yang seperti pengkhotbah. Hanya membaca buku, mendikte sambil menyuruh kita mencatatnya, padahal mengajar bukan hanya itu kan…?!. Aku jadi bingung sendiri, mengapa kita harus menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mendengar ceramah yang sulit dicerna. Bahkan menghabiskan sepertiga umur dalam kelas hanya untuk omongan-omongan yang bikin kita berujar haahhhh… cape’ dech!!

Seperti biasa, pasti kamu akan menjawab semua ini dengan nada heran. lalu kamu akan bilang kalau aku orang yang kurang baik, tidak sopan, tidak menghargai ustad, keminter, dsb… Aku tau kamu pasti akan begitu karena maaf saja, aku tidak seperti kamu yang tak bisa merasakan perasaanku. Aku bisa bilang begini karena memang aku tau kamu, paham sifat-sifatmu meski kadang-kadang kamu menang sulit dimengerti. Dan aku juga tau kalau kamu mendengar ini, kamu mungkin akan bilang aku seorang egois, sok tau atau dengan kata-kata lain yang sejenis itu.

Hah, egois.. ?! benarkah aku egois ?! bukankah kamu yang lebih egois ?! kamu selalu memandang aneh padaku. Kamu nggak bisa mengerti perasaanku. Bahkan kamu telah menyakitiku, membuat hati ini seolah ditusuk-tusuk duri jahannam lalu kamu tinggalkannya untuk diinjak-injak dijalanan. Disaat aku semakin bingung dengan menunggu responmu, kamu ternyata malah memilih dan membuka tanganmu untuk dirinya. Apa kamu buta , hingga aku yang dihadapmu seakan tak pernah ada ?! jangankan membalas cintaku, merasakannya pun tidak bahkan kamu malah memberikan hatimu padanya. Sudah berapa lama sih kamu mengenalnya ? sebulan, dua bulan atau memang dia telah mendahuluiku berjuang menahlukkanmu ? oh bodohnya aku ini. Ternyata aku belum tau benar siapa kamu sesungguhnya.

****
aku tak bisa luluhkan hatimu
dan aku tak bisa menyentuh cintamu…


Lama kutertegun memikirkan nasibku. Sementara hati ini belum ingin beranjak dari lamunanku tentangmu, aku harus rela menerima kenyataan yang kini telah mencabik-cabik cintaku. Matahari yang telah udzur dengan menyisakan senja merah terasa sangat indah. Sangat indah seandainya saja akulah yang terpilih untuk memiliki hatimu. Diiringi belaian angin sepoi dingin, aku tak kuasa menahan deraian air mata. Ternyata aku yang biasanya tampak cuek bisa juga lembek. Ingin sekali kuhapus airmata ini tapi bayanganmu selalu membuatnya kembali menetes. Aku memaki diriku sendiri mencoba lari dari bayanganmu itu. sebenarnya apa sih hebatnya dirimu ? istimewamu ? biasa aja, jawabku dalam hati.

Sejak kita saling kenal hingga kamu mulai menyihir jiwaku, aku tahu sikapmu padaku tak berubah, biasa saja. Kamu tetap lebih suka diam, menunduk dan tidak banyak bicara meski kadang juga bibirmu terbuka untuk senyum atau sedikit tertawa. Juga wajahmu yang biasanya menjadi ukuran cinta seseorang juga masih sama. Hampir tak ada yang berubah. Hanya saja kalau aku perhatikan setiap hari kamu semakin manis. Padahal wajahmu itu kan tidak diganti atau dioperasi hingga menjadi secantik cewek-cewek Libya atau Julia Estelle yang wuuuhh itu. Lalu kenapa aku harus cemburu saat kamu jadian dengannya ? entahlah…

apa itu tanda jatuh cinta ? kembali entah karena aku juga tidak tahu apa itu cinta dan aku rasa aku belum pernah bertemu dengannya. Aku hanya tau dari mereka yang pernah mengalaminya atau dari roman-roman semisal : tenggelamnya kapal Van Der Wick dan dibawah lindungan ka’bah –nya HAMKA atau ayat-ayat cinta-nya El-Syirazi yang kamu pinjamkan aku itu. Kata mereka cinta adalah mahluk yang paling misteius di dunia ini, awalnya sangatlah manis tapi akhirnya sangatlah pahit. Sedang pengalaman sendiri, jujur saja aku belum pernah merasakannya kecuali setelah bertemu denganmu. Dan kini aku benar-benar merasakan apa yang mereka katakan. .

Tahukah kamu apa yang membuatmu menarik ?! ternyata sikap biasamu itu. Sekian lama kita di sini, ternyata kamu tetaplah kamu. Kamu yang dulu, kemarin dan sekarang. Sangat menakjubkan. Tak habis pikir ternyata itulah yang membuatku penasaran hingga aku rela berkorban lebih untukmu. Tapi sayangnya kamu tidak menyadarinya. Kamu tidak bisa merasakannya. Ah… salahku juga sih aku terlalu sopan –kalau tidak mau disebut banci- hingga takut tunjukkan isi hatiku padamu. Kuakui memang aku tak tau bagaimana ungkapkan rasa ini kecuali lewat sikap dan perhatianku padamu selama ini. Masih ingatkah kamu pada tulisan yang pernah kamu baca dibukuku dulu ?! sebuah tulisan yang kamu pakai untuk meledekku !! kamu menertawaiku bahwa aku bak seorang revolusiner:

"idealisme cinta adalah sikap yang bisa menembus tembok hati tanpa sebuah kata atau pena"

apa kamu ingat ini ?? tahukah kamu ternyata ia kini kau telanjangi kebodohannya di depan realita. Bahkan akhirnya kamulah yang benar karena realitas cintaku tak cukup dengan sebuah sikap. Ia harus dipaksa keluar lewat lisan ini dengan serangkaian kata, kalimat dan simbol-simbol yang jelas atau lewat goresan pena dengan huruf-huruf kapital besar bahwa really "I LOVE YOU". Mungkin dengan semua inilah kamu baru bisa tahu keinginanku.

Namun kembali kuingin menangis jika teringat kisahku ini. Kisah yang sangat menyedihkan karena di saat kusadari semua kesalahanku,, ternyata hatimu telah tertambat di ujung labuhan lain. Kini kamu disana telah berdua, sedangkan aku masih sendiri disini. Ya Tuhan…. Kenapa aku ini ?!

Ah, sudahlah !! aku capek memahamimu. Biarkanlah aku adalah aku dan kamu adalah kamu. Aku ingin kembali kekehidupanku, sebagai Aku. Tentang kamu, biarlah aku hanya bisa melirik dan mengagumimu dari jauh saat kamu duduk menunduk, atau mungkin memilikimu nanti saat taqdir memihakku. Mungkin juga bisa kutulis dalam buku catatanku bahwa ceritaku hanya ada dalam khayalku yang bisu.

............... The End ......................

* Lyric By Padi

Feb 19, 2010

Sikap Bijak Terhadap Realitas

Sebuah sikap bijak memang harus menjadi watak dasar bagi sebuah agama yang mengklaim sebagai sholih li kulli zaman wa makan jika tidak ingin agama itu menjadi sebuah agama yang local dan basi lantaran tidak bisa menjawab tantangan zaman. Sebagai sebuah agama yang mempunyai klaim seperti itu, umat Islam sebagai pemeluknya seyogyanya tidak menutup diri dari dunia luarnya dengan hanya mengandalkan doktrin-doktrin lama yang sebenarnya kebanyakan hanyalah hasil ijtihad dan pemikiran para ulama dalam menjawab persoalan masanya. Umat Islam seharusnya bisa lebih responsible terhadap relitas ataupun masalah yang semakin kompleks dan saling berkaitan satu sama lain dengan cara menempatkan suatu masalah tersebut secara proporsional.

Suatu masalah harus dijadikan sebagai suatu realitas yang memerlukan penjelasan dan jalan keluar yang cerdas. Realitas tidak bisa dihapus begitu saja dengan sebuah pendapat, fatwa, maupun nash keagamaan tanpa lebih dulu diselidiki latar belakang dan perubahan-perubahan yang melingkupi tealitas tersebut. Misalnya saja valentine yang kita nyatakan sebagai suatu bid'ah sesat, pendekonstruksian akidah, demoralisasi dan pembebekan terhadap Barat (Kristen).  

Dalam hal ini, saya menjumpai satu ulasan khusus tentang valentine yang ditulis oleh Saudara M. Risal yang sempat juga dipublish di salah satu edisi Buletin SAHARA, KKMI-Libya. Ia mengutip dari Swaramuslim bahwa awal mula dari peringatan valentine ini adalah dalam rangka mengenang jasa Pendeta St.Valentine, yang dihukum mati oleh pemerintah Romawi yang dipimpin Raja Claudius II pada tanggal 14 Februari 276 M. Hukuman ini dijatuhkan karena pendeta ini menentang qonun (undang-undang) kerajaan yang melarang pernikahan. Saat itu, raja menganggap bahwa para bujangan lebih tabah dan kuat dalam berperang dari pada mereka yang mempunyai istri. oleh sebab itu Raja melarang pernikahan. Pendeta St.Valentine ini tidak setuju dan malah sering menjadi "penghulu" bagi muda-mudi yang melangsungkan pernikahan.(salam dan info swaramuslim.net, Februari 2005).

Setelah mengetahui latar belakang dan maksud dari hari valentine tersebut, ia mencoba membandingkannya dengan realitas lain semisal hari raya Natal, Appril Mop, hari pahlawan, atau hari kemerdekaan dan sebagainya, serta tidak lupa mensinkronkannya dengan nilai-nilai Islam. Dan sebagai hasilnya adalah tidak adanya yang namanya dekonstruksi akidah, ataupun pembebekan kepada Barat (Kristen). Tapi yang penting adalah ‘cara’ dalam menyikapi dan menggunakan hari valentine tersebut.

Disini, saudara risal mencoba membahas atau setidaknya menengok kembali melalui sudut pandang lain. Tentunya dengan mengikutkan berbagai realitas sebagai acuan. Ia mencari sejarah dan substansinya untuk kemudian diperbandingkan dengan ajaran Islam. Adakah titik temu yang bisa diambil dengan lebih dulu memaparkan segi-segi negative maupun positifnya. Dari sini dipetakan konklusi permasalahan tanpa harus jatuh kepada penolakan mutlak maupun penerimaan yang kebablasan. Jadi penolakan tidak hanya berdasar "ini dari luar Islam" yang berarti ghairu Islamy dan tidak pula penerimaan mutlak yang berarti sebagai taqlid buta atau pembebekan.

Dalam berbagai kasus lainnya pun sebenarnya pola pikir dan sikap bijak seperti ini bisa diterapkan. Tidak hanya terbatas pada fenomena valentine saja. Wacana-wacana social-keagamaan yang lain yang telah menjadi realitas dalam kehidupan juga memerlukan penanganan yang cerdas pula. Demokrasi, civil society, HAM, sekulerisme, gender, pornografi, hingga fenomena kelompok-kelompok sempalan yang menjamur juga harus mendapat perhatian dan penanganan tidak hanya dari satu dudut pandang saja. Permasalahan-permasalahn tersebut harus didudukkan sebagai realitas, dicari latar belakangnya berikut factor-faktor yang mempengaruhinya. Kalaupun dikaitkan dengan Islam dan dicarikan solusi darinya, maka Islam juga harus didudukkan sebagai suatu realitas yang hidup yang selalu berdialog dengan zaman dan realitas lainnya.

Sekulerisme misalnya. Kita tidak bisa memandangnya dari satu sisi teologis saja lalu menghukuminya secara egois-sepihak. Sekulerisme memang lahir di lingkungan Barat-Kristen sebagai respon terhadap hegemoni pihak gereja dan absolutisme-nya atas masyarakat. Disamping pula karena kegagalan agama (gereja) dalam merespon problem-problem social masyarakat (Gamal Al-Bana, Al-Islam, wal hurriyah, wal Ilmaniyah: Tanpa Tahun). Dan ketika para pemikir independent menyerukan sekulerisme sebagai solusi dan beberapa diantaranya menjustifikasinya dengan ayat Bible, maka tidak bisa dinafikan pula solusi tersebut juga merupakan hasil dari penafsiran social atas realitas. Sehingga sekulerisme bukan hanya sebagai produk Barat-Kristen, tapi juga merupakan hasil pemikiran manusia lintas batas yang memungkinkan menjadi sebuah solusi bagi permasalahan yang sama yang dihadapi oleh masyarakat non-Barat-Kristen, termasuk umat Islam.

Namun ketika kita mencoba mengambil produk tersebut, kita tidak boleh menerima apa adanya tanpa terlebih dulu kita kritisi dan kita selaraskan dengan ajaran Islam dan realitas kita sendiri. Sehingga dengan ini kita tidak akan terjatuh pada westernisme ataupun sekulerisme ekstrim seperti kasus Turki karena sekulerisme jenis tersebut bertentangan dengan agama bahkan mematikannya. Istilah kasarnya kita harus mereduksi konsep sekulerisme itu sendiri dan menciptakan pemahaman baru yang sesuai dengan konteks kita. Mungkin inilah yang dicoba oleh Munawir Syadzali dengan menyodorkan istilah dan konsep ”proporsionalisme” atau juga ”obyektifisme” oleh Kuntowijoyo (Adian Husaini, Sekulerisme Penumpang Gelap Reformasi: 2000). Namun, jika sendainya sekulerisme telah dipahamai hanya sebagai pembatasan terhadap "absolutisme penguasa" atas nama agama, maka tidak ada salahnya kalau hal itu diadopsi sebagai solusi alternative atas realitas. Bukankah sejarah Islam juga mencatat adanya absolutisme atas nama agama yang telah meminta banyak korban?!

Dalam masalah jurisprudensi Islam (fiqih) juga seharusnya begitu. Fiqih yang berarti "pemahaman" terhadap ajaran Islam tidak semestinya dijadikan barang mati yang bebas nilai dan tidak boleh dikritisi kembali. Tapi sebaliknya fiqih harus selalu direfresh dan diaktualisasikan dalam menjawab tantangan zaman. Realitas harus diikut sertakan sebagai titik tolak dan acuan hokum disamping nash-nash keagamaan primer. Fiqih tidak bisa dilepaskan dari realitas. Oleh karenanya, paradigma fiqih harus diubah dari paradigma "kebenaran ortodoksi" menjadi "pemaknaan social" (Nuansa Fiqih Sosial: 1994) yang tidak memandang realitas secara hitam-putih. jadi fiqih bukanlah pemahaman dalam rangka menundukkan realitas kepada kebenaran fiqih itu sendiri beserta teori-teori formalnya, namun sebuah pemahaman bagaimana menggunakan fiqih sebagai "counter discourse" dalam pemaknaan realitas yang sedang berlangsung. dan inilah yang dilakukan Imam syafi'I ketika berpindah dari Baghdad ke Mesir, ia merekonstruksi pandangannya yang lama dalam Qoul Qadim dan menyusun pandangan baru yang disebut sebagai Qoul Jadid (Abdul Ghani Ad Daqr, al-Imam asy-Syafei: Faqih as-Sunnah al-Akbar: 1996). Disini ia telah merumuskan pandangannya kembali karena ia menemui realitas baru yang sama sekali berbeda dengan realitas dimana ia menyusun Qoul Qadim-nya dahulu. Adanya pengalaman dan unsure-unsur baru yang tidak ditemukan dalam masyarakatnya yang lama turut pula memotivasi Imam Syafi'i dalam penyusunan Qoul Jadid-nya.

Memang banyak ulama sendiri yang cenderung menutup diri dari realitas kontemporernya seraya hanya bergantung pada hasil ijtihad ulama salaf. Hal ini mereka lakukan dengan asumsi bahwa La Ijtihad Fi an-Nash al-Qath'I dan anggapan seakan fikih telah selesai dan telah lengkap. padahal pernyataan ini juga merupakan hasil pemikiran-ijtihadi terhadap nash, bukan pernyataan nash itu sendiri. Bahkan sebenarnya para ulama sendiri berselisih paham apakah nash qoth'I tidak boleh diijtihadi secara mutlak atau bisa meski dalam batas-batas tertentu.

Menurut Muhammad Imarah dalam bukunya Islam wal Mustaqbal, nash qoth'I juga mempunyai ruang-ruang yang memungkinkan untuk ijtihad. Ia memberikan konsep Wilayah as-Tsubut wa al-Mutaghayyirat dimana wilayah as-tsubut adalah wilayah yang tidak bisa diutak-atik lagi. Sedang sebaliknya, wilayah al-mutaghayyirat merupakan arena yang bisa di ijtihadi. Wilayah as-tsubut adalah yang berkenaan dengan aqidah prinsip, ibadah dan hal-hal yang berkaitan dengan ke-ghaib-an yang ada dalil qoth'inya dimana akal tidak bisa memasukinya. Kemudian wilayah al-mutaghayyirat adalah wilayah diluar hal-hal diatas. Termasuk hal-hal kemasyarakatan yang berhubungan dengan kemashlahatan manusia didunia serta hal-hal yang bisa dinalar oleh akal, meskipun telah ada dalil qoth'inya.

Suatu produk hokum ketika dipandang sudah tidak relevan lagi dengan maqashid syari'ah yang ditetapkan Islam, maka seyogjanya diijtihadi kembali dan disesuaikan dengan realitas kekinian. Hal ini bukan berarti merubah inti hokum yang dikhawatirkan akan merubah Islam itu sendiri. Namun, kita berusaha menyelaraskan hokum tersebut sesuai realitas yang melingkupinya, sehingga problem yang ada bisa dipecahkan. Dalam hal ini, menarik sekali perdebatan yang masih tetap berlangsung tentang masalah poligami. Beberapa ulama menyandarkan kebolehannya berpoligami berdasarkan ayat-ayat Al-qur'an. Bahkan dengan gigih mengatakan: jika ada yang menggugatnya, berarti ia menentang Al-qur'an yang selanjutnya berarti menentang Allah. Padahal kalau kita mau mengamati pendapat yang mencoba menggugat hokum tersebut, kita akan menemukan bahwa pendapat mereka juga tidak asal-asalan saja dan tidak pula berarti menentang Al-qur'an ataupun merubah Islam. Mereka hanya memandang dari sisi lain atas ayat-ayat Al-Qur'an serta relitas poligami yang terkesan cenderung destruktif. Sehingga ketika realitas poligami menunjukkan dampak yang seperti itu, maka wajar jika mereka mencoba untuk mencari solusi yang pas. yaitu dengan merekonstruksi kembali pemahaman akan poligami (Lih. Cahyadi Takariawan, Bahagiakan Diri Dengan Satu Istri: 2007).

Oleh karenanya, terlepas dari berbagai perdebatan dan perbedaan pendapat, seharusnya dengan semangat fiqih yang hidup, para ulama bisa menjadikan fiqih sebagai alat yang solutif dalam menjawab problematika zaman yang terus berkembang dan kompleks ini. Tidak hanya bersandar pada pendapat-pendapat lama yang kadang sudah expired masa berlakunya tapi juga berusaha berijtihad dan berinovasi agar Islam tetap sholih li kulli zaman wa makan. Dan disinilah urgensi sikap bijak dalam memandang suatu masalah ataupun realitas.

Wallahu a'lam bis showab.

Feb 18, 2010

Khayalku Bisu I


Aku tak bisa luluhkan hatimu..
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu..


Biru, salah satu warna favoritmu selalu memberi khas pada setiap gerakmu. Dipadu kontras gelap kemejamu dg garis2 tegak simetris yg senada dg warna biru jilbabmu itu tak ubahnya langit dg taburan bintang berkilauan. Kalau boleh aku bilang, sbenarnya pakaianmu itu kayaknya sudag lama. Hanya saa mungkin karena kepintaranmu merawatnya saja sehingga masih kelihatan bagus. Dan kalau boleh aku teruskan lagi, baju2 yg lainpun nasibnya sama saja. Tapi aku salut, kok, biarpun kamu cuma pakai yg itu2 saja, namun tak bikin mataku ini bosan. Tapi, apa benar kamu memang tidak punya pakaian yg lainnya lagi?! Marak kalau tidak biru itu, ya, pink, merah hati, atau satunya lagi itu, apa warnanya?? Huhh.. Entahlah. Cobalah pakai yang lain, yg sedikit modis lah !! Apa mungkin sengaja kamu simpan untuk stock tahun depan, atau kamu tidak dapat kiriman..?? Jangan tersungging ya, eh tersinggung maksudku ! Hahaha, Aduh...

Sudahlah, tak usah kau tanggapi ocehan2ku tadi karena apa yg kamu pakai itulah dirimu. Sosok yg bisa dibilang sdikit kolot, atau seperti apa yg mereka bilang itu ?? Ya, konservatif yg tidak tahu zaman, mode ataupun style2 masa kini yg serba minimalis dan ek0n0mis dg sedikit bahan baku hingga "udel"nya kelihatan. Juga lebih baik kamu tetap seperti itu, seperti bunga yg selalu mekar jauh dari tangan2 jahil yg ingin memetiknya. Menjadi diri sendiri jangan menjadi ORLA. Lagipula, kalau gayamu itu dirubah, rasanya tidak akan cocok sama sekali dg pribadimu. Kamu itu kan tidak bnyak omong, tidak glamour dan euuhh... Super sopan meski agak sdikit sensitif, menurutku.

Seperti biasa, saat aku masuk kelas, aku pasti melihatmu telah duduk di tempat pilihanmu itu. Sikapmu yg super s0pan dan lebig sering menundukkan diri seolah kamu sedang berpikir atau membaca coretan2 kecil di secarik kertas buram. Dg berdiri sbentar kuucapkan salam dg datar. Bahkan terdengar lirih karena suasana kelas yg sdikit bising oleh keasyikan teman2 lain. Aku tidak peduli apakah salamku terdengar atau tidak, juga tidak peduli mereka menjawabnya atau tidak. Yg penting sebisaku kuucapkan salam.

Masih belum beranjak dari pintu, kuedarkan pandanganku sekilar melihat kebiasaan2 kita di kelas ini. Hanya dua puluhan yg sudah stand by di kelas, hitungku. Sedang sisanya, pastilah mereka masih di jalan atau memang enggan beranjak dari mimpi2 indah dalam balutan selimut tebal. Apalagi pagi ini udaranya benar2 gila. Tanpa kendali ia menyetir tubuh ini untuk menggigil menahan beku. Kalaulah aku tidak sadar, mungkin aku akan seperti mereka. Lebih baik tidur dari pada seperti ini. Toh, kuliah jarang ada absensi, juga seperti biasa kita hanya disuruh menampung jutaan huruf yg kadang tak bisa kita mengerti. Iya toh?!

Di pojok sana kulihat teman kita, si Tanzani sedang sibuk membersihkan meja dan kursinya dari selimut debu. Lalu, di depan sbelah kirimu ada si Filibini dan Komari yg sedang ngobrol entah dg tema apa. Lalu tak lupa pula pandanganku ini menuju padamu. Hmmm.. Rasanya kalau sehari saja tak memandangmu, kurasa seperti ada sesuatu yg kurang. Tapi, ah, Kau ini... Hanya melihatku seperti itu saja?! Tak adakah sesuatu yg lain?? Ya, walaupun itu hanya senyum kecilmu ? Senyum yg selalu aku nanti setiap kali memandangmu. Aku jadi bertanyä2 sendiri, sulitkah kamu untuk menggerakkan bibirmu sdikit dg agak menariknya ke tiap sisi kiri kanannya?! Susahkah merubah raut wajahmu yg terkesan frigid agar sdikit lebih enjoy and friendly?? Ya, sedikiiíttt saja =)

aku sangat bingung dg dirimu. Apa kamu tak pernah tahu apa arti senyummu itu bagiku? Atau mungkin kamu pikir senyummu hanya skedar angin lalu yg berhembus hilang?! Kamu sungguh salah jika mengira begitu. Bagiku, senyummu adalah embun hangat hatiku di musim dingin ini. ia bagai hembusan angin yg membuat api semangatku semakin berkobar. Ia bagai opium yg membuatku tenang, damai dan memberikan kekuatan padaku di setiap langkahku. Apakah kamu tidak tahu ini semua? Walau hanya untuk sekedar merasakannya saja?! Tidakkah sama sekali ?!! Ya Tuhan... Aku tidak percaya ini. ternyata Aku biasa saja di matamu. Aku tak yakin setelah apa yg aku lakukan selama ini tidak membuatmu tersadar dan kamu masih menganggapku hanya sebatas teman. Ya, sekedar teman, seperti si Ufa, Ali, Elea, atau juga Boy boy yg lain. Bullshit !!

****
Sesaat aku menuju tempatku. Kutaruh buku2ku di atas meja. Muqarrar, diktat yg membuat jenuh itu, kubiarkan diam saling tumpuk. Aku tampak lesu berselimut dingin. Kulirik kamu yg masih diam bagai patung sang dewi, hanya kadang2 kamu menengok ke arah pintu setiap kali ada orang yg lewat.

"Kalau saja ada yg bisa kulakukan, tidak akan suntuk seperti ini. Pagi2 sudah BeTe," batinku.

"ah, ini semua gara2 kamu. Tapi salahku juga kenapa memikirkan orang seperti kamu !"

inginku mendekatimu, mengobrol seperti biasa sambil menunggu kedatangan dosen. Namun, sekejab kuurungkan niatku ini karena aku sudah merasa down lebih dahulu. Kubiarkan kamu diam di sana dan akupun tak beranjak dari tempatku. Kutarik nafas yg terasa dingin dalam2. Kuisi paruku sepenuhnya dg udara. Huffttt...

"aku suka tetapi tidak mau bicara. Bukankah ini lucu?!" tanyaku dalam hati.

Iya. benar, sih, aku memang menyukaimu. Tapi hati ini masih bimbng, masih takut. Mungkin saja ini hanyalah cinta2 m0nyet atau cint2an dan aku hanya dipermainkan perasaan. Aku tidak ingin cinta ini sekedar jadi pacaran, skedar jadi pengalaman.

"ah, betapa naif cintaku ini, " pikirku. Aku ternyata hidup dalam sebuah mimpi. Mimpi yg tak akan pernah terwujud hanya dg harapan kamu akan tahu isi hatiku. Fiuhh... Brengsek !! Kenapa sih kamu tidak bisa merasakannya ?!!

Kuambil selembar kertas lalu kucoba menulis sederet bait puisi dari sebuah lagu favoritku :

betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
sem0ga kau tahu isi hatiku
dan seiring waktu yg terus berputar
aku masih terhanyut dlm mimpiku...


...... To be continued ......

* maap posting cerita lama. Mungkin udah kadaluarsa. Haha.. tapi, dari pada enggak.
** Lyric by Padi

Feb 10, 2010

Valentine Is...


Tanggal 14 pebruari katanya hari kasih sayang ya?
Hmmm.. Saya cek dulu gan.
"keknya Biasa ja, gan. Saya liat, mungkin bagi yg tiap hari suka marahan, bertengkar, panas2an esm0si.. Ya, ada yg berubah juga. lumayan lah satu hari bisa sayang2an.. Tapi saya juga lihat, yg emang gak suka marah, cinta damai, yg tiap hari penyayang kok ada yg malah keliatan jadi GANAS ya selama beberapa hari menjalang 14 ini?
Hmm, tau lah, gan...

Tapi ini data sementara setelah tadi jalan2 sbentar:
1. Anak2 muda: valentine is a m0ment buat ngungkapin rasa sayang mereka pada pasangannya.

2. Orang2 tua: ah, udah gak jamanku lagi.
Tiap hari juga kita sayang2an kok.. Anak muda ni aneh2 ja.
3. Anak2 kecil: apa kata b0ny0k dah. Yg penting tetep dpt jajan..
4. Cewek: asyiìikk, mau dapat hadiah dari c0wokku.
5. C0w0k: bingung nyari hadiah apaan ye (?;=£#%$¤¿>!)
6. Yg udah punya pasangan: hmmm, keknya bisa tambah romantis neh. (ngayal m0de: on)
7. Yg bel0m punya pasangan: asyiiik, ksempatan buwat nembak si doi. (thinking of a strategy)
8. Pelajar: harusnya buat diskusi soal apa ya didapat dari m0ment ini?!
9. Guru dan pengajar: karna hari valentine identik dg merah ato pink, maka nilai kalian juga saya kasih MERAH !! (awas, guru galak !)
10. Petani: tetep turunkan harga pupuk!! (gak ngaruh)
11. Pedagang: lumayan, banjir rejeki..
12. Karyawan: harusnya gaji naik neh. Kan itu kasih sayang paling k0ngkrit dr b0ss.
13. Boss: staf2ku, tolong gak usah merayu saya ya!
14. Artis: bikin h0t s0mething yg bs buat gosip ah.. Biar tambah terkenal.
15. Politikus: pak, mumpung hari kasìh sayang nih ada sdikit kenang2an dari saya. (sambil nyerahin amplop tebal)
16. Sponsor: cegah HIV dg selalu memakai ko***m
17. Budayawan: perlu disaring dan dim0difikasi. (rating: 5 stars)
18. Tokoh agama: boikot. haram. Sesat. Neraka ! (?) (gak semua loh)
19. Fesbuker: tolooongg. Layar fbku berantakan penuh gift !!
20. Penulis: ya nulis tentang valentine d0ng. Tapi yg kalem ja ya..
21. Teman sekelas (si E.F.Valentine): itu namaku tau ! *mode galak: on*
Hahaha.. =D

# why, so serious ??

Feb 5, 2010

Menampilkan Status YM di Blog

Sering lihat gambar yang semacam ini     di blog/web?
Ya, ini adalah gambar status YM (Yahoo Messager) sehingga pembaca dapat mengetahui apakah kita sedang online atau offline.

nah, berikut adalah kode untuk menampilkan status YM kita:

<a href="ymsgr:sendIM?aadmail@ymail.com"> <img src="http://opi.yahoo.com/online?u=aadmail@ymail.com&amp;m=g&amp;t=2&amp;i=us" /></a>

copy script di atas lalu kamu pasang di sidebar kamu. masuk ke "Page Element" terus "Add a Gadget --> HTML/Javascript"

Ganti username dengan id Yahoo kamu (misalnya, di atas adalah YM saya: aadmail@ymail.com). lalu, untuk menyetting tampilan gambar, yang perlu diubah adalah t=2 yang ada di baris paling belakang. t=2 dapat diubah menjadi angka lain antara 1 sampai 16. Contoh tampilan gambarnya adalah sebagai berikut dengan angka di depan gambar adalah angka yang dapat digunakan:


selamat mencoba !

Other Articles