Mar 24, 2010

Puisi-puisiku di Lamongan

PAGI

Menyemburat makin mengkilat di ujung timur jagat mengucap, pagi
ikhlas berniat merindu shalat bersambung merdu ayat menyambut pagi
lalu,
melangkah cepat tak b0leh telat menghambur semua tempat ramaikan pagi
raih nikmat k0barkan semangat jangan terasa penat demi sebuah rizki pagi
ya,
itulah nikmat dalam perjuangkan amanat hidup yang singkat melalui pagi
sebelum malaikat datang menyalam sekarat tiada mungkin tawar debat mencabut pagi
dan,
sesal t0bat tak lagi beri setitik manfaat, saat tuhan di hadap bertanya:
untuk apa pagi?


=======================
SOBAT

Sobat... sobat...
Kemana kamu ini?
mau pergi? kemana?
Duniamu disini. kenapa berlari?
Apa sudah bosan?!
Atau kamu mau cari pngalaman?!
Hah, alasan !!
kamu takut pada dirimu sendiri
kamu lupa pada dirimu sendiri
kamu telah hilang diri
kamu tak tau diri
semua temanmu... apa yang kau pikirkan tentang mereka??
Membiarkan hancur?
kamu baru sedetik kenal dunia luar,
tapi kamu sudah berubah layaknya singa lapar
Apa yang kamu dapatkan dari luar sana?
Begitu silaukah di luar sana, hingga yang di dalam hanya kegelapan??
Tak kusangka...
Kami berharap kamu belajar, bukan menjadi liar..
Kami berharap kamu mengajar, bukan menghajar
kamu mengobrak-abrik nilaimu sndri
kamu tuding-tuding kebijaksanaan temanmu sendiri
kamu porak porandakan cita temanmu sendiri
cuma karena sedetik pengalaman yang tak kamu dapat disini..
Apa ini tidak gila?
Kamuingin pergi, tinggalkan semua
kamu ingin suci, tanpa kami yang kamu pandang penuh daki
kamu ingin suatu yang baru
yang sama seperti seleramu
kamu biarkan kami hancur sendiri untuk kamu kuasai nanti
ah, beginikah dirimu kini?
Harus mengasing dari kami?
Harus berpisah tanpa hati?
Lalu untuk apa??
Kemana moral yang kamu elukan itu?
kemana etika ilmumu itu?
kemana jiwa nalarmu itu?
kemana dirimu?
Harusnya, dulu tak usah pergi
Atau kemarin tak usah kembali...


=============================
STASIUN KERETA LAMONGAN

Dari balik kusamnya kaca pintu kereta
telihat tiang2 dan tembok2 mulai bergerak
orang2 yg lalu lalang mulai hilang
bising di luar berganti di dalam
lalu aku terdiam
saksikan di belakang, stasiun lamongan kutinggalkan

dari balik kusamnya kaca pintu kereta
hatiku berderap penuh harap
dan pikirku berdansa dengan tanya
bilakah ku kembali nanti?!
Melepas rindu pada tanahku
yg baru sejengkal aku tinggal
tuk merangkai puisi dr sbuah indah mimpi

dari balik kusamnya kaca pintu kereta
kulantunkan sebuah doa
moga tanahku tak pernah kulupa

No comments:

Post a Comment

Other Articles