Feb 18, 2010

Khayalku Bisu I


Aku tak bisa luluhkan hatimu..
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu..


Biru, salah satu warna favoritmu selalu memberi khas pada setiap gerakmu. Dipadu kontras gelap kemejamu dg garis2 tegak simetris yg senada dg warna biru jilbabmu itu tak ubahnya langit dg taburan bintang berkilauan. Kalau boleh aku bilang, sbenarnya pakaianmu itu kayaknya sudag lama. Hanya saa mungkin karena kepintaranmu merawatnya saja sehingga masih kelihatan bagus. Dan kalau boleh aku teruskan lagi, baju2 yg lainpun nasibnya sama saja. Tapi aku salut, kok, biarpun kamu cuma pakai yg itu2 saja, namun tak bikin mataku ini bosan. Tapi, apa benar kamu memang tidak punya pakaian yg lainnya lagi?! Marak kalau tidak biru itu, ya, pink, merah hati, atau satunya lagi itu, apa warnanya?? Huhh.. Entahlah. Cobalah pakai yang lain, yg sedikit modis lah !! Apa mungkin sengaja kamu simpan untuk stock tahun depan, atau kamu tidak dapat kiriman..?? Jangan tersungging ya, eh tersinggung maksudku ! Hahaha, Aduh...

Sudahlah, tak usah kau tanggapi ocehan2ku tadi karena apa yg kamu pakai itulah dirimu. Sosok yg bisa dibilang sdikit kolot, atau seperti apa yg mereka bilang itu ?? Ya, konservatif yg tidak tahu zaman, mode ataupun style2 masa kini yg serba minimalis dan ek0n0mis dg sedikit bahan baku hingga "udel"nya kelihatan. Juga lebih baik kamu tetap seperti itu, seperti bunga yg selalu mekar jauh dari tangan2 jahil yg ingin memetiknya. Menjadi diri sendiri jangan menjadi ORLA. Lagipula, kalau gayamu itu dirubah, rasanya tidak akan cocok sama sekali dg pribadimu. Kamu itu kan tidak bnyak omong, tidak glamour dan euuhh... Super sopan meski agak sdikit sensitif, menurutku.

Seperti biasa, saat aku masuk kelas, aku pasti melihatmu telah duduk di tempat pilihanmu itu. Sikapmu yg super s0pan dan lebig sering menundukkan diri seolah kamu sedang berpikir atau membaca coretan2 kecil di secarik kertas buram. Dg berdiri sbentar kuucapkan salam dg datar. Bahkan terdengar lirih karena suasana kelas yg sdikit bising oleh keasyikan teman2 lain. Aku tidak peduli apakah salamku terdengar atau tidak, juga tidak peduli mereka menjawabnya atau tidak. Yg penting sebisaku kuucapkan salam.

Masih belum beranjak dari pintu, kuedarkan pandanganku sekilar melihat kebiasaan2 kita di kelas ini. Hanya dua puluhan yg sudah stand by di kelas, hitungku. Sedang sisanya, pastilah mereka masih di jalan atau memang enggan beranjak dari mimpi2 indah dalam balutan selimut tebal. Apalagi pagi ini udaranya benar2 gila. Tanpa kendali ia menyetir tubuh ini untuk menggigil menahan beku. Kalaulah aku tidak sadar, mungkin aku akan seperti mereka. Lebih baik tidur dari pada seperti ini. Toh, kuliah jarang ada absensi, juga seperti biasa kita hanya disuruh menampung jutaan huruf yg kadang tak bisa kita mengerti. Iya toh?!

Di pojok sana kulihat teman kita, si Tanzani sedang sibuk membersihkan meja dan kursinya dari selimut debu. Lalu, di depan sbelah kirimu ada si Filibini dan Komari yg sedang ngobrol entah dg tema apa. Lalu tak lupa pula pandanganku ini menuju padamu. Hmmm.. Rasanya kalau sehari saja tak memandangmu, kurasa seperti ada sesuatu yg kurang. Tapi, ah, Kau ini... Hanya melihatku seperti itu saja?! Tak adakah sesuatu yg lain?? Ya, walaupun itu hanya senyum kecilmu ? Senyum yg selalu aku nanti setiap kali memandangmu. Aku jadi bertanyƤ2 sendiri, sulitkah kamu untuk menggerakkan bibirmu sdikit dg agak menariknya ke tiap sisi kiri kanannya?! Susahkah merubah raut wajahmu yg terkesan frigid agar sdikit lebih enjoy and friendly?? Ya, sedikiiƭttt saja =)

aku sangat bingung dg dirimu. Apa kamu tak pernah tahu apa arti senyummu itu bagiku? Atau mungkin kamu pikir senyummu hanya skedar angin lalu yg berhembus hilang?! Kamu sungguh salah jika mengira begitu. Bagiku, senyummu adalah embun hangat hatiku di musim dingin ini. ia bagai hembusan angin yg membuat api semangatku semakin berkobar. Ia bagai opium yg membuatku tenang, damai dan memberikan kekuatan padaku di setiap langkahku. Apakah kamu tidak tahu ini semua? Walau hanya untuk sekedar merasakannya saja?! Tidakkah sama sekali ?!! Ya Tuhan... Aku tidak percaya ini. ternyata Aku biasa saja di matamu. Aku tak yakin setelah apa yg aku lakukan selama ini tidak membuatmu tersadar dan kamu masih menganggapku hanya sebatas teman. Ya, sekedar teman, seperti si Ufa, Ali, Elea, atau juga Boy boy yg lain. Bullshit !!

****
Sesaat aku menuju tempatku. Kutaruh buku2ku di atas meja. Muqarrar, diktat yg membuat jenuh itu, kubiarkan diam saling tumpuk. Aku tampak lesu berselimut dingin. Kulirik kamu yg masih diam bagai patung sang dewi, hanya kadang2 kamu menengok ke arah pintu setiap kali ada orang yg lewat.

"Kalau saja ada yg bisa kulakukan, tidak akan suntuk seperti ini. Pagi2 sudah BeTe," batinku.

"ah, ini semua gara2 kamu. Tapi salahku juga kenapa memikirkan orang seperti kamu !"

inginku mendekatimu, mengobrol seperti biasa sambil menunggu kedatangan dosen. Namun, sekejab kuurungkan niatku ini karena aku sudah merasa down lebih dahulu. Kubiarkan kamu diam di sana dan akupun tak beranjak dari tempatku. Kutarik nafas yg terasa dingin dalam2. Kuisi paruku sepenuhnya dg udara. Huffttt...

"aku suka tetapi tidak mau bicara. Bukankah ini lucu?!" tanyaku dalam hati.

Iya. benar, sih, aku memang menyukaimu. Tapi hati ini masih bimbng, masih takut. Mungkin saja ini hanyalah cinta2 m0nyet atau cint2an dan aku hanya dipermainkan perasaan. Aku tidak ingin cinta ini sekedar jadi pacaran, skedar jadi pengalaman.

"ah, betapa naif cintaku ini, " pikirku. Aku ternyata hidup dalam sebuah mimpi. Mimpi yg tak akan pernah terwujud hanya dg harapan kamu akan tahu isi hatiku. Fiuhh... Brengsek !! Kenapa sih kamu tidak bisa merasakannya ?!!

Kuambil selembar kertas lalu kucoba menulis sederet bait puisi dari sebuah lagu favoritku :

betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
sem0ga kau tahu isi hatiku
dan seiring waktu yg terus berputar
aku masih terhanyut dlm mimpiku...


...... To be continued ......

* maap posting cerita lama. Mungkin udah kadaluarsa. Haha.. tapi, dari pada enggak.
** Lyric by Padi

No comments:

Post a Comment

Other Articles